Minggu, 26 Agustus 2018

Aku yang Seringkali Kau Senyapkan

- Rint
Kamis gerimis mengundang sendu
Pelupuk mata pun penuh, basah, tumpah
Hati teriris, jantung berderik
Otot ini terperanjat kaku layaknya kau tarik simpul yang berbelit
Sepiku yang tak kau sadari
Inginku yang tak kau peduli
Rinduku yang tak kau sesapi
Dan janji yang selalu teringkari
Bukan kau yang melakukannya
Tapi keadaan yang memaksa agar begitu jadinya
Aku mengerti

Saat itu,
Kau seperti menjentikkan jari untuk menghasutku
Memukul keras hati dan rasaku
Menyambut kebenaran yang beradu
Hingga yang ku temui hanya bayangmu
Ku ikuti kemanapun bayangan itu pergi
Memang salahku sedari awal yang dengan mudahnya mempercayai sebuah bayangan
Bayangmu yang bergantung pada penerangan
Bayangmu yang tampak semu
Bayangmu yang tak tersentuh
Bayangmu yang tak memiliki rupa dan warna
Bahkan bayangmu yang tak memiliki jejak sekalipun, masih ku percaya

Bayang itu berhenti, aku ikut berhenti
Bayang itu berjalan, aku ikut berjalan
Bayang itu berlari, aku ikut berlari
Tapi ketika gelap, bayang itu menghilang tak berjejak
Karna itu aku tersesat
Tersesat tanpa kesiapan, membuatku harus menahan dahaga
Membuatku harus menahan luka
Membuatku berusaha keras menenangkan jiwa
Namun isakan tetap mengudara
Ku pikir isakanku yang membawa bayangmu kembali
Benar saja, bayangmu datang membawa penawar untuk luka yang kian membiru
Dan bayangmu pula yang menunjukkan arah tujuan
Namun di penghujung jalan, bayangmu berkabar bahwa kau memiliki pujaan yang tentunya bukan aku
Kabar itu telah menarikku mundur dari kisahmu
Aku kian redup, senyap, lenyap, dan tak bersua
Aku yang selama ini tersesat, ternyata memanglah skenario yang telah kau susun
Kehadiranmu hanyalah sebuah replika yang sedang diujicobakan dalam kisahku
Seharusnya aku sadar sedari awal bahwa aku hanyalah persinggahan

Aku senja yang hanya dapat dinikmati sepersekian detik
Aku hanya awan yang berangsur pergi meninggalkan langit
Aku hanya asap yang kian memudarkan kepekatannya
Aku hanya selembar tirai penghalang
Aku yang pantas kau senyapkan
Dan dia yang kau utamakan
Segala kekhawatiran
Segala perjuangan
Segala yang ku lakukan
Hanyalah proses percobaan
Pada akhirnya, dia yang menerima hasil nyatanya
Namun, jika ku harus mengaku
Replika dirimu beserta bayangmu adalah yang istimewa

Cintalah Yang Paling Ikhlas

Cintalah Yang Paling Ikhlas Mulanya cinta terasa utuh Aku dan-nya masih menjadi saling Barangkali semesta menjadi cemburu Pada a...