Sabtu, 02 Maret 2019


Gerbong Kereta Jatinegara - Jakarta

Aku memulangkanmu wahai musafir
Ternganga hendak menyapa
Namun jiwa koyak diributkan oleh “apa”
Saling pandang kemudian berpaling
Pada kaca jendela, refleksi dirimu hadir
Sepintas – Selintas
Berdiam berkilo – kilo meter jauhnya
Menggiring mentari yang terik hingga padam kemudian
Malam hujan,
Laju gerbong beriringan dengan rintik di luar
Menembus hujan dengan titik titik besar
Masih terdiam
Bencana yang membuatmu kikuk
Lantas aku menjelma sang tokoh putri dalam drama
Baru saja jiwa kita melunak
Di Jatinegara
Bermacam topik pembicaran terlontar
Saling berkelakar
Layaknya serbuan dengan tembakan bertubi - tubi
Aku memulangkanmu wahai musafir
Berhenti di ujung perjalanan gerbong kereta
Aku dan kamu lantas turun
Bermohon pamit
Melambai layaknya karib
Mengharap dipertemukan kembali
Oleh takdir baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cintalah Yang Paling Ikhlas

Cintalah Yang Paling Ikhlas Mulanya cinta terasa utuh Aku dan-nya masih menjadi saling Barangkali semesta menjadi cemburu Pada a...