Gerbong Kereta Jatinegara - Jakarta
Aku
memulangkanmu wahai musafir
Ternganga
hendak menyapa
Namun jiwa
koyak diributkan oleh “apa”
Saling
pandang kemudian berpaling
Pada kaca
jendela, refleksi dirimu hadir
Sepintas –
Selintas
Berdiam
berkilo – kilo meter jauhnya
Menggiring
mentari yang terik hingga padam kemudian
Malam hujan,
Laju gerbong
beriringan dengan rintik di luar
Menembus
hujan dengan titik titik besar
Masih terdiam
Bencana yang
membuatmu kikuk
Lantas aku
menjelma sang tokoh putri dalam drama
Baru saja
jiwa kita melunak
Di Jatinegara
Bermacam
topik pembicaran terlontar
Saling
berkelakar
Layaknya
serbuan dengan tembakan bertubi - tubi
Aku
memulangkanmu wahai musafir
Berhenti di
ujung perjalanan gerbong kereta
Aku dan kamu
lantas turun
Bermohon pamit
Melambai
layaknya karib
Mengharap
dipertemukan kembali
Oleh takdir
baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar